PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Cerpen sebagai karya fiksi
dibangun oleh unsur-unsur pembangun di dalamnya, yaitu oleh unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, alur, tema, tokoh, sudut
pandang dan lain-lain. Karena bentuknya pendek, cerpen yang menurut penceritaan
yang serba ringkas, tidak sampai pada detil-detil khusus yang lebih bersifat
memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya sastra prosa memiliki unsur-unsur
dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah
unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh. Dalam hal ini, satu unsur
akan mempengaruhi unsur lainnya.
Agar dapat lebih memahami
unsur-unsur dalam cerpen dan untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen
yang berjudul “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh, saya membuat
analisis unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam cerpen terdapat 2
unsur pembangun yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
dalam cerpaen meliputi:
-
Tema adalah keseluruhan isi
cerita yang tersirat dalam cerpen.
-
Alur atau jalan cerita
merupakan bagian dari rangkaian perjalanan cerita. Alur terbagi menjadi 3
macam. Yaitu: alur maju, alur mundur dan alur maju mundur (gabungan)
-
Tokoh dan penokohan. Tokoh
yaitu pelaku dalam cerita. Sedangkan penokohan merupakan watak atau sifat tokoh,
penokohan/ perwatakan ada 3 macam yaitu Antagonis (tokoh jahat), Protagonis
(tokoh baik) dan Tritagonis (tokoh penengah).
-
Latar merupakan suasana,
tempat, dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar terbagi menjadi 3
macam yaitu latar tempat, latar waktu dan latar suasana.
-
Sudut pandang terbagi
menjadi 2 macam yaitu orang utama (tokoh utama dan tokoh pendamping) dan orang
ketiga.
-
Gaya bahasa.
-
Amanat/ pesan yang tersirat
dalam cerpen.
C.
Batasan Masalah
Karena
keterbatasan pemikiran dan biaya, saya akan menganalisis 3 unsur cerpen yaitu
tokoh dan penokohan/ latar dan amanat.
D.
Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dirumuskan dalam karya ilmiyah ini meliputi:
-
Siapa saja tokoh yang ada
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh?
-
Di mana, kapan dan
bagainama suasana cerita dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul
Munawaroh itu terjadi?
-
Apa amanat cerita yang
terkandung dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh tersebut?
-
Bagaimana perwatakan dalam
cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh?
E.
Tujuan Pembahasan
Analisis
unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh bertujuan
untuk mendiskripsikan tokoh, latar, dan amanat yang tersirat dalam cerpen
tersebut.
F.
Kajian Masalah
Unsur
Intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam yang meliputi :
Tema, tokoh dan penokohan, latar, amanat, sudut pandang, alur dan gaya bahasa.
Menurut
Dendy Sugono (2002 : 24) tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita,
sedangkan penokohan adalah watak atau sifat yang dimiliki oleh sipelaku (Tokoh)
dalam cerita tersebut.
Menurut
fananie Zainuddin (2001: 21) latar adalah bagian dari Unsur Intrinsik cerpen
yang menunjukkan suasana, tempat dan waktu terjadinya peristiwa dalam cerpen.
Latar ada 3 macam : Latar tempat (berhubungan dengan tempat peristiwa dalam
cerpen tersebut berlangsung, latar waktu (berhubungan dengan waktu dimana
peristiwa dalam cerpen tersebut berlangsung). Latar suasana (berhubungan dengan
suasana saat kejadian tersebut).
Menurut Andy
Santoso (1999 : 25) amanat merupakan pesan yang tersirat/hal yang dapat di
ambil dan direnungi dari persitiwa dalam cerpen tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tokoh dan penokohan
No.
|
Tokoh
|
Penokohan
|
Bukti Pendukung
|
1.
2.
3.
|
Laila
Isnul
Bunda
|
Pemborosan
Penolong
Perhatian
Perhatian
|
-
Bunda payah nul ! Tidak
mau memberikan uang saku bulanan
-
Aku lupa minta ongkos
pada bunda, Laila kebingungan
Ya Sudah, Pakai Uangku saja,
Isnul memutuskan.
-
Coba Kamu sisihkan
sebagian uangmu setiap hari. Tunjukkan pada bunda bahwa kamu bisa mengatur
uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan berubah pikiran tentang kamu.
-
Tak Perlu menyesal, tak
ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan sayang... suara merdu berbisik
terdengar ditelinga Laila.
|
B.
Latar
No.
|
Jenis Latar
|
Latar
|
Bukti Pendukung
|
1.
2.
3.
|
Tempat
Waktu
Suasana
|
Bus Kota
Pagi hari
Gelisah
|
-
Saat Laila dan isnul di
bus kota, akan berangkat kesekolah di pagi hari.
-
Akan berangkat ke sekolah
di pagi hari
-
Astaga ! Laila menepuk
dahinya.
Kenapa Laila ? Isnul Heran
Aku lupa minta ongkos pada
bunda, Laila kebingungan.
|
C.
Amanat
No.
|
Amanat
|
Bukti Pendukung
|
1
|
Janganlah jadi orang yang
pemboros
|
Mmm, aku memang pernah melakukan
kesalahan dulu bunda, selalu memberiku uang saku untuk seminggu. Tapi baru
hari ke empat uang itu sudah habis sejak itu bunda memberiku uang saku
harian.
|
D.
Batasan Masalah
Karena
keterbatasan pemikiran dan biaya, saya hanya akan menganalisis 3 unsur cerpen
yaitu tokoh dan penokohan, latar dan amanat.
E.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan dirumuskan dalam karya ilmiah ini
meliputi :
-
Siapa saja tokoh yang ada
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh ?
-
Dimana, kapan dan suasana
cerita dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh itu terjadi ?
-
Apa amanat cerita yang
terkandung dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” karya Lailatul munawaroh tersebut ?
-
Bagaimana perwatakan dalam
cerita tersebut ?
F.
Tujuan pembahasan
Analisis unsur intrinsik cerpen “Percayai Aku Bunda”
karya Lailatul munawaroh bertujuan untuk mendiskripsikan tokoh latar dan amanat
yang tersirat dalam cerita tersebut.
G.
Kajian masalah
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun
cerpen dari dalam yang meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar amanat, sudut
pandang, alur dan gaya bahasa.
Menurut dendy sugono (2002 : 24) tokoh adalah pelaku
yang terdapat dalam cerita, sedangkan penokohan adalah watak atau sifat yang
dimiliki oleh sipelaku (tokoh) dalam cerita tersebut.
Menurut fananie Zainudin (2001 : 21) Latar adalah
bagian dari Unsur intrisnik cerpen yang menunjukkan suasana, tempat dan waktu
terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar ada 3 macam : Latar tempat
(berhubungan dengan tempat dimana peristiwa dalam cerpen tersebut berlangsung),
Latar waktu (berhubungan dengan waktu dimana peristiwa dalam cerpen tersebut
berlangsung), Latar Suasana (berhubungan dengan suasana saat kejadian
tersebut).
Menurut andy Santoso (1999 : 25) amanat merupakan
pesan yang tersirat/ha yang dapat diambil dan direnungi dari persitiwa dalam
cerpen tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1)
Tokoh Utama dari cerpen “Percayai
Aku Bunda” karya Lailatul Munawaroh sangatlah beragam sikap-sikapnya. Terutama Laila
dia adalah anak yang pemboros tidak mau menyisihkan uang saku hariannya. Adapun
isnul yang mau menolong Laila saat kebingungan.
2)
Latar yang terjadi di dalam
cerpen “Percayai Aku Bunda” adalah di bus kota saat berangkat ke sekolah pagi
hari.
3)
Amanat yang terkandung
dalam cerpen “Percayai Aku Bunda” adalah janganlah jadi orang yang pemboros,
dan dengarkan nasehat seorang ibu.
B.
Kritik dan Saran
Dari pembahasan di atas saya berharap agar pembaca
dapat lebih memahami cerita dalam cerpen tersebut di atas karya Ilmiyah ini.
Mungkin masih terdapat banyak kesalahan karena luput dari salah dan lupa, maka
dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan analisis ini.
PERCAYAI AKU, BUNDA
Karya : Lailatul Munawaroh
Saat
Laila dan Isnul di bus kota, akan berankat ke sekolah di pagi Hari Ketika Laila
Bengong.
“Hampir
sampai, nih!” Isnul menepuk bahu Laila yang dari tadi bengong.
Laila menoleh sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan kekagetannya.
Tapi…”
Laila menoleh sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan kekagetannya.
Tapi…”
Astaga!”
Laila menepuk dahinya.
“Kenapa,
La?” Isnul heran.
“Aku
lupa minta ongkos pada Bunda, “Laila kebingungan.
“Ya
sudah, pakai uangku saja,” Isnul memutuskan.
Begini
jadinya kalau terlambat bangun, batin Laila. Pergi terburu-buru, tanpa sarapan,
dan yang paling parah, ya itu, lupa minta uang pada Bunda. Bunda juga lupa
sepertinya. Padahal pergi dan pulang sekolah Laila harus naik bis kota. Belum
lagi kalau lapar, harus jajan.
Tadi malam Laila memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap bundanya yang tidak percaya padanya. Bunda menganggap Laila pemboros, tak pandai mengatur uang, suka belanja, dan banyak lagi julukan lain yang Bunda berikan pada Laila. Yang membuat Laila paling kesal, Bunda memperlakukannya seperti anak kelas tiga SD. Uang saku diberikan setiap mau berangkat sekolah. Sebel banget! Batin Laila.
Tadi malam Laila memang susah tidur. Dia terus memikirkan sikap bundanya yang tidak percaya padanya. Bunda menganggap Laila pemboros, tak pandai mengatur uang, suka belanja, dan banyak lagi julukan lain yang Bunda berikan pada Laila. Yang membuat Laila paling kesal, Bunda memperlakukannya seperti anak kelas tiga SD. Uang saku diberikan setiap mau berangkat sekolah. Sebel banget! Batin Laila.
“Bunda payah, Nul ! Tidak mau memberiku uang saku bulanan. Padahal kan, repot, kalau kejadian seperti ini terjadi. Untung ada kamu. Kalau tidak, aku tidak tahu harus berbuat apa, “Laila melontarkan kekesalannya saat mereka turun dari bis kota. Isnul tersenyum.
“Masih untung kamu dapat uang saku harian. Coba kalau tidak dapat samasekali, kan lebih parah,” goda Isnul. “Eh, La! Mungkin bundamu punya pertimbangan lain,” sambung Isnul.
“Pertimbangan apa? Pertimbangan pelit?”
“Ya…
siapa tahu kamu pernah melakukan kesalahan. Sehingga bundamu menganggap kamu
pemboros. Coba ingat-ingat.”
“Mmm,
aku memang dulu pernah melakukan kesalahan. Dulu Bunda selalu memberiku uang
saku untuk seminggu. Tapi baru hari keempat uang itu selalu sudah habis. Sejak
itu Bunda memberiku uang saku harian.”
“Nah,
itu kamu tahu penyebabnya. Jadi memang ada alasannya, kan, bundamu tidak
memberi uang bulanan.”
“Ya…
tapi itu kan dulu, Nul! Masa’ sekarang Bunda masih belum bisa mempercayai aku.”
Isnul tersenyum. “Laila, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu.”
Isnul tersenyum. “Laila, kamu harus berusaha mengembalikan kepercayaan Bunda dengan melakukan sesuatu.”
Laila
mengernyit, “Melakukan apa?”
“Coba
kamu sisihkan sebagian uang sakumu setiap hari. Tunjukkan pada Bunda bahwa kamu
bisa mengatur uang saku. Mudah-mudahan bundamu akan berubah pikiran tentang
kamu."
“Kamu yakin itu akan berhasil?” Laila ragu.
“Kamu yakin itu akan berhasil?” Laila ragu.
“Coba
dulu, baru kasih komentar!”
Ya,
memang tak ada salahnya mengikuti saran Isnul, pikir Laila. Lagipula saran
Isnul cukup masuk akal. Mencoba mendapat kepercayaan Bunda dengan melakukan
sesuatu. Bukan dengan janji-janji.
Laila pun mulai menyisihkan uang sakunya. Ia juga mulai belajar mencatat pengeluaran dan pemasukan uangnya sekecil apapun.Tanpa terasa dua minggu pun berlalu.
Laila pun mulai menyisihkan uang sakunya. Ia juga mulai belajar mencatat pengeluaran dan pemasukan uangnya sekecil apapun.Tanpa terasa dua minggu pun berlalu.
“Ah…”
Laila menarik napas lega memandangi lembaran ribuan di kotak bekas coklat di
atas meja belajarnya. “Coba dari dulu aku menabung,“Laila bergumam lirih.
“Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan, sayang…” suara merdu berbisik di telinga Laila. Laila menoleh.
“Tak perlu menyesal. Tak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan, sayang…” suara merdu berbisik di telinga Laila. Laila menoleh.
“Bunda…”
Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Laila. “Bunda tahu kamu sedang berusaha berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.”
Bunda tersenyum sambil mengusap rambut Laila. “Bunda tahu kamu sedang berusaha berubah. Diam-diam Bunda selalu mengikuti apa yang kamu lakukan.”
“Terima
kasih Bunda. Cuma…”Laila menggaruk-garuk kepalanya.
“Cuma
apa!” Bunda mengerutkan dahinya.
“Bunda
jangan bikin aku harus berhutang pada kondektur bis, dong! Gara-gara Bunda lupa
memberiku ongkos.”
“Ha
ha ha, itu tak akan terjadi lagi, sayang. Mulai besok kamu akan mendapat uang
bulanan. Jadi, kalau kamu lupa bawa ongkos, bukan tanggung jawab Bunda lagi!”
Bunda menjentik hidung Laila.
Laila
memeluk bundanya erat-erat. Laila sangat bahagia. Bukan cuma karena ia mendapat
uang bulanan, tapi kepercayaan Bunda pada dirinya. Laila ingin hari segera
pagi. Ia sudah tak sabar ingin mengabarkan semuanya pada Isnul.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah
sastra, Surakarta : MUP. Handayani, Eliza Fitria. 2004. Area X. Bandung
: Mizan.
-
Moeliono, Anton M. Kembara
Bahasa 1989. Jakarta : PT. Gramedia
-
I. Jakarta : PT. Gramedia.
Surono, 1981. Ikhtisar Seni Sastra. Solo :
-
Tiga Serangkai. Zaidan.
Dkk. 1989. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Balai Pustaka
0 Komentar untuk "ANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN “PERCAYAI AKU BUNDAKU” KARYA “LAILATUL MUNAWAROH”"