BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bidang pelayanan yang perlu
dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan
konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologis, sosiologis,
kultural, dan paedagogis.
Siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat masalah perkembangan
individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, penyesuaian diri, dan
belajar. Derasnya perubahan sosial dan makin kompleksnya keadaan masyarakat
akan meningkatkan derajat rasa tidak aman bagi remaja dan pemuda. Perubahan ini
membawa pengaruh besar terhadap perikehidupan dan perkembangan anak-anak dan
remaja. Atas keadaan tersebut, sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal
harus bertanggung jawab untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil
menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang
dihadapinya. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan
yang diberikan di sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup
memadai dalam membantu siswa mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya
dan menyiapkan siswa terjun di masyarakat dengan berhasil. Kondisi-kondisi
tersebut menjadi salah satu alasan sangatlah diperlukan adanya layanan
bimbingan dan koseling di sekolah, yang secara khusus diberi tugas dan tanggung
jawab untuk memberi bantuan kepada siswa dalam memecahkan berbagai masalah,
baik masalah belajar, penyesuaian diri, maupun masalah-masalah pribadi, yang
apabila dibiarkan akan menghambat tercapainya tujuan belajar siswa di sekolah.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis meneliti pelaksanaan pelayanan
Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang ada, rumusan masalah dalam makalah ini :
1.
Bagaimana
pembuatan program kerja tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian
Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati?
2.
Bagaimana
pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati?
3.
Apa saja
kendala dalam pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Pati?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui
pembuatan program kerja tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian
Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati.
2.
Mengetahui
pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati.
3.
Mengetahui
kendala dalam pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1
Pati.
1.4 MANFAAT
Laporan
observasi ini disusun dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi khalayak
umum, yaitu:
· Bagi penyusun
Memberikan pengetahuan akan
pelaksanaan pelayanan BK di sekolah.
· Bidang akademik
Memberikan tambahan literatur bagi universitas.
· Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan mengenai
pelaksanaan pelayanan BK di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
A.
Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan
Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta
didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar,
serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan Bimbingan dan Konseling
memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau
klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan,
kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan
dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2.
Paradigma, Visi, dan Misi
a).
Paradigma
Paradigma
Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai
budaya. Artinya, pelayanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan kaidah-kaidah
keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas dalam
kaji-terapan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diwarnai oleh budaya
lingkungan
peserta
didik.
b).
Visi
Visi
pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang
membahagiakan melalui tersediany a pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia.
c).
Misi
Misi
pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan
perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan. Misi
pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta
didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat. Misi
pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik
mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
3.
Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pengembangan
kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya
secara realistik. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga,
dan warga lingkungan sosial yang lebih luas. Pengembangan kemampuan belajar,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara
mandiri. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
karir.
4.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Pemahaman,
yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat
perkembangan dirinya. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi
untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai
potensi dan kondisi positif yang dimilikinya. Advokasi, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya
yang kurang mendapat perhatian.
5.
Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip
Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang
dialami peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan
pelayanan. Asas-asas Bimbingan dan Konseling meliputi asas kerahasiaan,
kesukarelaan, keterbukaan, kegiatan, kemandirian, kekinian, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan kasus, dan tut wuri handayani.
6.
Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Orientasi,
yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama
lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan
diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang
baru. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
pendidikan lanjutan. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas,
kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan
ekstra kurikuler. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna
dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Bimbingan dan Konseling
Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadinya. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu
melalui dinamika kelompok. Bimbingan dan Konseling Kelompok, yaitu layanan yang
membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi melalui
dinamika kelompok. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan
atau pihak lain dalam
memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani
kondisi dan atau masalah peserta didik. Mediasi, yaitu layanan yang membantu
peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antarmereka.
7.
Kegiatan Pendukung
Aplikasi
Instrumentasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan
lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan
peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas
permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh
pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan tertutup.
Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan
atau keluarganya. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai
bahan pustaka yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi,
kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan. Alih Tangan Kasus, yaitu
kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah peserta didik ke pihak lain
sesuai keahlian dan kewenangannya.
8.
Format Kegiatan
Individual,
yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani peserta didik
secara perorangan. Kelompok, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang
melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok. Klasikal,
yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling yang melayani sejumlah peserta
didik dalam satu kelas. Lapangan, yaitu format kegiatan Bimbingan dan Konseling
yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan Bimbingan dan
Konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada
pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
B.
Program Pelayanan
1.
Jenis Program
a.
Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
b.
Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c.
Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d.
Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e.
Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN)
dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling.
2.
Penyusunan Program
Program
pelayanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik
(need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis
layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan
volume/beban tugas konselor.
C.
PERENCANAAN KEGIATAN
1.
Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta
mingguan.
2.
Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang
masing-masing memuat: a. sasaran layanan/kegiatan pendukung; b. substansi
layanan/kegiatan pendukung; c jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat
bantu yang digunakan; d pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak
yang terlibat; e. waktu dan tempat.
3.
Rencana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling mingguan meliputi kegiatan
di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang
menjadi tanggung jawab konselor.
4.
Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
5.
Volume keseluruhan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam satu
minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/
madrasah.
D.
PELAKSANAAN KEGIATAN
Bersama
pendidik dan personil sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara
aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan
keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan dalam
bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis
kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
1.
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling
a.
Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah
Kegiatan
tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas.
Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan
data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
b.
Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah
Kegiatan
tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok, Bimbingan dan Konseling
kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar
kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung Bimbingan dan Konseling di luar
kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap
muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar jam
pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicatat dalam
laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan
kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas dan di luar kelas
setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
sekolah/madrasah. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing
satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan
program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata
pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
E.
PENILAIAN KEGIATAN
1.
Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui:
a.
Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan
kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui perolehan peserta
didik yang dilayani.
b.
Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan
pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak
layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
c.
Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu
(satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan
kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui
lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling
terhadap peserta didik.
2.
Penilaian proses kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan melalui
analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan
kegiatan.
3.
Hasil penilaian kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG
4.
Hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dalam satu
semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
F.
PELAKSANA KEGIATAN
1.
Pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling adalah konselor sekolah/
madrasah.
2.
Konselor pelaksana kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah/madrasah wajib:
a.
Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan profesional
Bimbingan dan Konseling.
b.
Merumuskan dan menjelaskan peran profesional konselor kepada pihak-pihak
terkait, terutama peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah, sejawat pendidik,
dan orang tua.
c.
Melaksanakan tugas pelayanan profesional Bimbingan dan Konseling yang setiap
kali dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan
sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
d.
Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan
profesional Bimbingan dan Konseling.
e.
Mengembangkan kemampuan profesional Bimbingan dan Konseling secara
berkelanjutan.
3.
Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik lainnya
di sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4.
Pelaksana pelayanan Bimbingan dan Konseling
a. Pelaksana pelayanan
Bimbingan dan Konseling di SD/MI/SDLB pada dasarnya adalah guru kelas yang
melaksanakan layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan
penguasaan konten dengan menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam
pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV, V, dan VI dapat
diselenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling perorangan, bimbingan kelompok,
dan Bimbingan dan Konseling kelompok.
b. Pada satu SD/MI/SDLB atau
sejumlah SD/MI/SDLB dapat diangkat seorang konselor untuk menyelenggarakan
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dapat diangkat sejumlah konselor dengan rasio seorang
konselor untuk 150 orang peserta didik.
G. PENGAWASAN KEGIATAN
1.
Kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah dipantau,
dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2.
Pengawasan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan secara:
a.
interen, oleh kepala sekolah/madrasah.
b.
eksteren, oleh pengawas sekolah/madrasah bidang Bimbingan dan Konseling.
3.
Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselor dan implementasi
kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselor di
sekolah/madrasah.
4.
Pengawasan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dilakukan secara berkala
dan berkelanjutan.
5.
Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk
peningkatan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah/madrasah.
BAB III
HASIL
PENELITIAN
3.1
Pendahuluan
Lokasi observasi yang penulis gunakan untuk menunjang penelitian yaitu SMA N 1
Pati yang beralamatkan di Jalan P. Sudirman No. 24 Pati, menempati area seluas
3,5 Ha. SMA N 1 Pati merupakan Sekolah Bertaraf Internasional dengan akreditasi
A.
1.
Nama
Sekolah
: SMA N 1 Pati
2.
Kepala
Sekolah : Drs.
Suparno hadi Prasetyo, MM
3.
Nama Guru
BK : Ining Sri
Hartini, S.Pd., Dra. Ngatinah,
Dra. Siti Qomariyah, Drs. M. Makmur.
4.
Tahun
Didirikan : 1946
5.
Jumlah
Pengajar : 87 orang
6.
Keadaan
Siwa :
Pada tahun pelajaran 2011/ 2012 mempunyai kelas
Yang terdiri atas kelas X akselerasi,X1-X10, XI
IPA akselerasi, XI IPA 1 – XI IPA 8, XI IPS 1, XI
IPS 2, XII IPA akselerasi, XII IPA 1- XII IPA 8,
XII IPS 1, XII IPS 2.
7. Sarana
dan Fasilitas : - Bangunan gedung lantai 2, dengan 30
ruang kelas ( 7 kelas ber-AC). Rencana ke depan semua ruang ber-AC, ruang kelas
dilengkapi kompputer dan LCD Proyektor.
- Mushola
- Perpustakaan
- Ruang BK
- Ruang AVA
- Ruang Multi Media
- 2 (dua) Laboratorium Komputer
- 1 (satu) Ruang Server
- Laboratorium Bahasa
- Laboratorium IPA
- Laboratorium IPS
- Laboratorium Agama
- Ruang Musik
- Ruang Ketrampilan
- Gedung Kridangga (serba guna)
- Gedung Alumni ’84 (Gedung pertemuan, serbaguna)
- 3 (tiga) Rumah dinas yang dipersiapkan untuk asrama siswa putri (2 rumah)
Asrama Putra ( 1 rumah) untuk tahun pelajaran 2010/2011.
- Lapangan sepakbola
- Lapangan basket (lapangan futsal)
- Lapangan tennis
- Cafetaria
- Mini market kejujuran
- Ruang OSIS
- Studio (radio)
- Kamar mandi siswa (7 lokal)
- Kamar mandi / WC guru
- Kamar mandi / WC karyawan
- 1 (satu) rumah dinas penjaga malam
- Lapangan volley
- Parkir sepeda motor (cukup luas)
3.2
Alat dan
Metode
3.2.1
Alat
Alat yang digunakan untuk mendukung
observasi di SMA N 1 Pati antara lain:
1.
Alat tulis
2.
Telepon
genggam
3.2.2
Metode
Dalam
melakukan observasi ini, metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah
metode wawancara. Dimana penulis melakukaan wawancara via telephon dengan Ibu
Ining Sri Hartini, S.Pd.
3.3
Hasil
Penelitian
Hasil
Wawancara
1.
Bagaimana
pembuatan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati?
Untuk
program kerja BK di SMA N 1 Pati itu ada program tahunan, program semesteran,
program bulanan, program mingguan, dan program harian. Kalau secara umum
program BK sendiri sebenarnya kan untuk memberikan bimbingan terhadap siswa
baik bimbingan pribadi, belajar, sosial dn karier. Nanti ada bukunya sendiri
mbak, program kerja BK. Program pelayanan Bimbingan
dan Konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment)
yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan
pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
2.
Bagaimana
pelaksanaan program kerja Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Batangan?
Untuk pelaksanaannya, pelaksanaan
layanan klasikal sudah berjlan sesuai program karena ada jam masuk kelas. Untuk
jenis layanan yang lain menyesuaikan dengan sikon di sekolah. Pelayanan BK
sejauh ini berjalan jika siswa mempunyai masalah saja baru konsultasi ke BK.
3.
Apa saja
kendala dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Batangan?
Kendalanya
masih banyak siswa yang malu konsultasi/ konseling ke BK secara sukarela dan
bila home visit ke rumah siswa, terhambat dengan berbagai kondisi, seperti
waktu dan medan. Ada siswa yang rumahnya jauh, di gunung, daerah pedesaan yang
masih sulit terjangkau transportasi. Sulit menyesuaikan waktu antara siswa dan
pihak sekolah. Masih ada bapak, ibu guru dan siswa yang beranggapan bahwa BK
seperti polisi di sekolah.
3.4
Analisis
Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara di atas, SMA N 1 Pati telah memiliki program
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada para siswa. Sekolah ini
juga dilengkapi dengan ruang BK, yang terdiri dari satu ruang tindakan BK dan 1
ruang tamu BK. SMA N 1 Pati memiliki 4 orang guru Bimbingan dan Konseling,
yaitu Ining Sri Hartini, S.Pd., Dra. Ngatinah, Dra. Siti Qomariyah, Drs. M.
Makmur. Jenis program pelayanan BK di SMA N 1 Pati antara lain program
tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan program
harian. Program tahunan meliputi seluruh kegiatan
selama satu tahun untuk masing-masing kelas, program semesteran meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan,
program bulanan meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan
jabaran program semesteran, program mingguan meliputi seluruh kegiatan selama
satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan, dan program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN)
dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan Konseling. Penyusunan/ pembuatan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Pati didasarkan pada kebutuhan peserta didik (need
assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Substansi program
pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan
kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas
konselor. Adapun secara umum program BK tersebut untuk memberikan
bimbingan dan pelayanan terhadap siswa baik bimbingan pribadi, belajar, sosial
dan karier. Jenis layanannya meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan,
penyaluran, penguasaan konten, konseling perorangan, bimbingan kelompok,
konseling kelompok, konsultasi, mediasi. Adapun kegiatan pendukungnya meliputi
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan
alih tangan kasus. SMA N 1 Pati menggunakan pola 17+ dalam pelayanan BK. Perencanaan
pelayanan BK mengacu pada program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan,
harian. Dillihat dari kondisi tersebut pihak sekolah telah berpartisipasi aktif
dan berusaha untuk melengkapi fasilitas agar bisa melayani siswa dan membantu
siswa memcahkan masalahnya.
Program
pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan
SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu,
tempat, dan pihak-pihak yang terkait. Pelaksanan kegiatan pelayanan BK
dilaksanakan didalam jam pembelajaran dan diluar jam pembelajaran sekolah. Di
SMA N 1 Pati pelaksanaan layanan BK sudah cukup berjalan lancar. Pelaksanaan
layanan klasikal sudah berjalan sesuai program karena ada jam masuk kelas.
Untuk jenis layanan yang lain menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di
sekolah. Pelayanan BK sejauh ini berjalan jika siswa mempunyai masalah saja
baru konsultasi ke BK. Fenomena yang terjadi, BK ramai saat menjelang ujian
akhir nasional/ saat kelas XII akan meninggalkan Sekolah Menengah Atas dan
melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Banyak siswa berbondong-bondong mencari
informasi tentang perguruan tinggi yang bagus. Bahkan hampir setiap hari mereka
ke ruang BK. Terutama pada saat jam istirahat, atau pada saat kelas mereka
kosong. Ada juga yang berkonsulatasi setelah lulus SMA mau meneruskan sekolah
atau memilih untuk bekerja. Banyak terjadi di sekolah-sekolah, BK hanya ramai
pada saat dan kondisi tertentu. Disinilah peran BK muncul. BK membantu mengembangankan kehidupan pribadi, perencanaan dan pengembangan
karir, serta fungsi pengentasan.
Semua
kegiatan tidak dapat terlaksana dengan sempurna, pasti dalam pelaksanaannya
terdapat kendala-kendala, seperti halnya pelaksanaan pelayanan BK di SMA N 1
Pati. Kendala yang dihadapi, masih banyak siswa yang malu konsultasi/ konseling ke
BK secara sukarela dan bila home visit ke rumah siswa, terhambat dengan
berbagai kondisi, seperti waktu dan medan. Ada siswa yang rumahnya jauh, di
gunung, daerah pedesaan yang masih sulit terjangkau transportasi. Selain itu sulit
mencari waktu antara siswa dan pihak sekolah untuk bisa mengadakan bimbingan
dan konsultasi. Masih ada bapak, ibu guru dan siswa yang beranggapan bahwa BK
seperti polisi di sekolah. Orang tua ataupun siswa biasanya menganggap peran
guru bimbingan dan Konseling adalah menangani siswa yang bermasalah saja,
padahal tugas dan peran guru Bimbingan dan Konseling bukan hanya menyelesaikan
masalah siswa yang bermasalah.. Kesalahpahaman yang beredar di kalangan siswa
masih sulit untuk di hilangkan. Butuh proses untuk menghilangkan
kesalahpahamn-kesalahpahaman tersebut. Pihak Bk harus pandai-pandainya mencari
cara agar siswa tidak beranggapan seperti itu.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Jenis
program pelayanan BK di SMA N 1 Pati antara lain program tahunan,
program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan program harian. Penyusunan/ pembuatan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling di SMA N 1 Pati didasarkan pada kebutuhan peserta didik (need
assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. Di SMA N 1 Pati
pelaksanaan layanan BK sudah cukup berjalan lancar. Pelaksanaan layanan
klasikal sudah berjalan sesuai program karena ada jam masuk kelas. Untuk jenis
layanan yang lain menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan Bk
adalah masih banyak siswa yang malu konsultasi/ konseling ke BK secara
sukarela dan bila home visit ke rumah siswa, terhambat dengan berbagai kondisi,
seperti waktu dan medan. Masih ada bapak, ibu guru dan siswa yang beranggapan
bahwa BK seperti polisi di sekolah.
B. SARAN
Meskipun
pelaksanaan pelayan Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Pati sudah
berjalan baik, tetap diperlukan suatu usaha yang terus menerus dan konsisten
untuk memperbaiki kekurangan– kekurangan yang ada. Lebih kreatif lagi dalam
mengenalkan BK kepada siswa agar siswa merasa bahwa guru BK sebagai sahabat
untuk curhat dan tempat berkonsultasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Mugiarso,
Heru. 2009. Bimbingan dan Konseling. Semarang : Unnes Press.
Kurniawan, Indra. 2011. Layanan
Bimbingan dan Konseling. http://fdj-indrakurniawan.blogspot.com.
Diunduh tanggal 23 Desember 2011.
0 Komentar untuk "jurnal BKI"